LGBT Dalam Perspektif Sosial Dan Budaya Lokal

Authors

Safaruddin Safaruddin
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai, Sinjai
Kahar Kahar
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai, Sinjai
Hasmiati Hasmiati
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai, Sinjai

Keywords:

Transgender, Sosial, Budaya

Synopsis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya komunitas LGBT (fenomena transgender di Kabupaten Sinjai), LBGT dalam perspektif sosial budaya di Kab. Sinjai (fenomena transgender di Kabupaten Sinjai) serta cara mengatasai penyebaran LGBT di Kabupaten Sinjai (fenomena transgender di Kabupaten Sinjai). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian fenomenologis, subjek penelitian ini adalah pengurus ataupun anggota komunitas Himpunan Kreatif Waria Sinjai (HKWS), tokoh Agama, Akademisi, Pemuda, tokoh masyarakat, sosiolog, budayawan, sejarawan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Peneliti merupakan instrument utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas transgender sudah berdiri sejak tahun 1993 yaitu KWKS (kerukunan waria kreatif Sinjai) dan pada tahun 2013 namanya berubah menjadi HWKS (Himpunan Waria Kreatif Sinjai). Yang melatarbelakangi terbentuknya komunitas adalah keberadaan transgender yang dikucilkan bahkan mendapat perlakuan diskriminatif, dari perkumpulan itulah mereka saling memotifasi dan memiliki kekuatan dalam menjalani hidupnya, selain itu untuk mewadahi transgender memberikan keterampilan sehingga para transgender bisa mandiri dan bekerja dengan halal dan layak. Keberadaan transgender memiliki keterkaitan sejarah dengan bissu pada masyarakat bugis kuno pra Islam, meskipun transgender (waria) dan Bissu memiliki perbedaan.

LGBT dalam Perspektif Sosial Budaya di Kab. Sinjai (Fenomena Transgender di Kab. Sinjai); konsep sosial budaya masyarakat bugis yakni siri na pacce (malu dan belas kasih/perih) unsur prinsipil bagi masyarakat bugis, sehingga fenomena transgender di Kab. sinjai bertentangan dengan konsep siri’dan bagi keluaraga yang memiliki transgender akan masiri (malu) dan menggap transgender adalah mappakkasiri-siri (memalukan), tetapi konsep pacce (belas kasih) merangsang untuk turut perihatin, membantu dan mengasihi keluarga yang transgender ketika ia termarjinal dan mendapatkan perlakuan diskriminatif.

Cara Mengatasai Penyebaran LGBT di Kabupaten Sinjai (Fenomena Transgender di Kab. Sinjai); yaitu secara internal dan eksternal, yakni internal dilakukan dalam komunitas Transgender itu sendiri, 1). pembinaan keagaaman, 2). memberikan pelayanan kesehatan kepada Transgender, 3). pelayanan konseling, dan 3). Pembinaan keterampilan. Sedangkan secara Eksternal, yakni: 1). Pembinaan keagamaan  Secara massif melakukan sosialisasi, seminar, terkait transgender khusunya generasi muda 2). Pembinaan parenting.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahan.

Boelltorff, Tom, The Gay Archipelagi Seksualitas dan Bangsa di Indonesia, New jersey : Princeton University Press Princeton and Oxford, 1969.

Carol R. Ember, dkk,.ed T.O. Ihromi, Pokok-pokok Antropologi Budaya, Cet.ke-14, Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta, 2016.

Dwi Narwoko. J. dan Bagong Suyanto, Sosiologi “teks Pengantar dan Terapan” , Kencana: Jakarta: 2013.

Eelly M. setiadi dan usma kolip, Pengantar sosiologi “Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial;Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya”

Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Halilintar Latief, “Paradoks Bissu:Mencari Identitas Sekaligus Kehilangan Identitas”. Kumpulan makalah kongres kebudayaan V yang diterbitkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003.

Ihroni. I.T.O 2016. Pokok-pokok Antropologi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Kyai Husein Muhammad, Fiqh Seksualitas “risalah islam untuk pemenuhan hak-hak seksualitas.”

Koeswinarno, Hidup Sebagai Waria: PT LkiS Pelangi Aksara, 2004.

Moein MG. A. Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis-Makassar dan Sirik Na Pacce. Ujung Pandang; Yayasan Mapress.1990.

Lazulva, Indana, Menguak Stigma Kekerasan dan Diskriminasi Pada LGBT di Indonesia, Jakarta : Arus Pelangi, 2012

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Munsi lampe. “Wawasa.n Sosial Budaya Bahari”. Makassar. Universitas Hasanuddin, 2009.

Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “manusia dan fenomena sosial budaya”, Pustaka Pelajar: Jogjakarta.

Oetomo, Dede, Memberi Suara Yang Bisu, Yogyakarta : Pustaka Marwa, 2003.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.

Sugiyono, Cara Mudah Menyusun : Skripsi, Tesis Dan Disertasi, Bandung : CV. Alfabeta, 2015.

Sumaryono, Hermeneutika Sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993.

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif , Bandung: Tarsito, 1996.

Pelras, Christian, Manusia bugis (terjemahan). Jakarta; Garafika Mardi Yuana. 2006

Published

February 17, 2023

Details about this monograph

ISBN-13 (15)

1234567890